Sains bukan sekedar kumpulan fakta. Sains tidak semata-mata hafalan tentang urut-urutan planet, struktur atom, klasifikasi organisme hidup, atau semacamnya. Sains juga mencakup konsep yang tidak bisa dijelaskan dalam bahasa sehari-hari. Sebagian konsep sains harus dijabarkan dalam “bahasa” matematis; sebagian lagi melalui permodelan yang mungkin tidak relevan dengan hal-hal yang biasa kita jumpai dalam “dunia nyata”. Pemahaman yang mendalam tentang sains tidak bisa diperoleh hanya dari membaca buku-buku atau menelusuri situs-situs web tentang pengetahuan populer, melainkan harus melalui jalur akademik.
Sains adalah proses. Asal kata sains adalah “scire”, bahasa Latin yang artinya “untuk mengetahui”. Sementara ensiklopedia mendefinisikan sains sebagai studi sistematis terhadap apapun yang bisa dipelajari, diuji, dan dibuktikan. Dengan demikian, bicara tentang sains berarti bicara tentang proses, bukannya hasil. Fakta-fakta sains yang kita kenal sebenarnya adalah produk sains, bukannya sains itu sendiri. Sains adalah kerja nyata. Para saintis tidak bekerja dengan hanya membaca buku-buku, lantas langsung meloncat ke kesimpulan dengan melahirkan teori baru. Setiap produk sains lahir setelah melalui eksperimen dan observasi yang memakan waktu lama, baik di laboratorium maupun lembaga penelitian, dan setelah melalui proses pengujian, pembuktian, hingga koreksi oleh mereka yang benar-benar berkompeten dalam disiplin ilmunya. Mengajukan suatu teori — katakanlah teori Geosentris — dengan hanya berdasar pada ayat-ayat kitab suci, apalagi tanpa latar belakang keilmuan yang sesuai, sama sekali bertentangan dengan prinsip sains. sumber: http://blog.dhani.org Sains, Teknologi, dan MasyarakatUntuk orang dewasa yang matanya memiliki minus culup besar, kacamata yang digunakannya culup tebal. Ini tidak praktis, belum lagi bagi seorang gadis yang ingin tampil cantik, kacamata ini menjadi masalah. Kacamata dapat diganti dengan lensa kontak. Akan tetapi cara ini masih memiliki kelemahan, antara lain biaya relatif lebih mahal, tidak dapat dipakai oleh penderita alergi, dan juga bisa menimbulkan infeksi kornea.
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat ditempuh dengan jalan mengoreksi cacat mata dengan bedah refraktif atas kornea. Cara pembedahan terbaru yang pada saat ini dikenal adalah pembedahan laser excimer. Dengan metode ini, sinar laser diarahkan untuk mengurangi kecembungan lensa mata sehingga permukaan kornea menjadi lebih datar dan dapat mengoreksi kelainan refraksi (pembiasan) cahaya pada mata. Dalam ilmu kedokteran, cara ini disebut Photorefractive Keratectomy (PRK). Salah satu persyaratan penting untuk menjalani pengobatan PRK adalah usia pasien diatas 20 tahun, sebab di bawah 20 tahun orang masih bisa mengalami perubahan refraksi. Tindakan PRK terhadap cacat mata rabun jauh dengan laser excimer tergolong aman, efektif, stabil, dan hasilnya dapat diperkirakan. Metode ini efektif untuk rabun jauh antara minus 2 sampai dengan minus 8 dioptri. |
About MeHello... Saya Kartika, saat ini sedang kuliah di jurusan pendidikan fisika, Uhamka-Jakarta.
Disini saya menyediakan artikel tentang ilmu astrofisika, rubrik yang mengulas fenomena sehari-hari yang bisa dijelaskan seara rasional melalui ilmu pengetahuan. Disini saya juga menulis segala macam hal yang berhubungan dengan kampung halaman saya yaitu pulau Belitung, pasti udah pada tahu kan?? hehee . Nah, kalo belum tahu silahkan click n read aja disini. Kalau suka jangan lupa like n comment yah^^ Thank you :) Top News :
Resep Makanan Khas Belitung
Foto-foto cantiknya Belitung Fisika; Aplikasi Impuls dan Momentum Ilmuwan Fisika "Kembaran" Tata Surya Ditemukan Aurora Terlihat di Venus Asteroid Paling Menguntungkan Bagi Manusia Bulan di Siang Hari Birunya Langit, Hitamnya Mendung Hujan Es di Negara Es Surat Cinta Seorang Ahli Fisika Thailand Kembangkan Durian Tanpa Biji dan Bau Buah Impor Penyebab Generasi Alay Pelangi Luar Angkasa Mobil Mewah Dilapisi Emas dan Berlian |